http://www.habalon.com/2013/05/cara-memperbaiki-printer-canon-mp-237.html#sthash.8QPLTLoy.dpufhttp://www.habalon.com/2013/05/cara-memperbaiki-printer-canon-mp-237.html#sthash.8QPLTLoy.dpufM A K A L A
M A K A L A
S E J A R A H
Tentang
BANDUNG LAUTAN API DAN PERJANJIAN
LINGGAR JATI
Guru Pengajar:
Di Susun Oleh Kelompok IV Semester II
Junari
Ayu Sang Vitri
Nia Dania
Suriati
Irman
DINAS
PENDIDIDKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KECAMATAN
SAPE KABUPATEN BIMA
SMA
NEGERI 2 SAPE
TAHUN
AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Alhamdulillah,
kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah Allah swt, kami dapat
menyelesikan makalah tentang “Bandung Lautan Api dan Perjanjian
Linggar Jati” ini sebagaimana tugas yang telah diberikan.
Makalah ini
disusun berdasarkan standart Buku Sejarah KTSP 2006 dan sumber-sumber
terpercaya (Internet) dengan memperhatikan silabus Pendidikan SMA utamanya pada buku sejarah.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampailan ucapan terima
kasih kepada Ibu Ani Mufidah S.Pd. selaku guru mata pelajaran sejarah,
yang senantiasa membimbing dan menyumbangkan ilmunya kepada kami. Tak lupa juga
kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan juga semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas ini.
Penyusun juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
kekeliruan, dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran atas penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca.
Bima,
29 April 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Semenjak Jepang menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 maka secara hukum tidak
lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Indonesia berada dalam
keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa) dan waktu itu dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada tanggal 10
September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa
pemerintahan akan diserahkan pada Sekutu bukan pada pihak Indonesia. Dan pada
tanggal 14 September perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk mempelajari dan
melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.
Pada tanggal 29
September 1945 akhirnya Sekutu mendarat di Indonesia yang bertugas melucuti
tentara Jepang. Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan
Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah
diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah
pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia
menjadi curiga dan bermusuhan.
NICA adalah organisasi
yang didirkan orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia setelah
Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan berpusat di
Australia. Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL
setelah dilepas oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda
berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi
pertempuran melawan NICA dan Sekutu.
Tugas yang diemban oleh
Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces Netherlands East Indies
(AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson. Mereka memiliki keinginan untuk
menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah
sebagai berikut;
1.
Menerima penyerahan dari
tangan Jepang.
2.
Membebaskan para tawanan
perang dan interniran Sekutu.
3.
Melucuti dan
mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.
4.
Menegakkan dan
mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan
sipil.
5.
Menghimpun keterangan
tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan.
Kedatangan Belanda
(NICA) berusaha menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia.
Kedatangan pasukan
Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia. Namun,
setelah diketahui bahwa Sekutu membawa NICA(Netherland Indies Civil
Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga karena NICA adalah
pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda memberikan sambutan tembakan
selamat datang. Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA
mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.
Melihat kondisi yang
kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan pengakuan secara de facto atas
Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. Sejak saat itu, pasukan AFNEI
diterima dengan tangan terbuka oleh pejabat-pejabat RI di daerah-daerah untuk
membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI.
Namun dalam kenyataannya
di daerah-daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi insiden dan pertempuran
dengan pihak RI. Hal itu disebabkan pasukan Sekutu tidak bersungguh-sungguh
menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak Sekutu yang merasa kewalahan, menuduh
pemerintah RI tidak mampu menegakkan keamanan dan ketertiban sehingga terorisme
merajalela. Pihak Belanda yang bertujuan menegakkan kembali kekuasaannya di
Indonesia berupaya memanfaatkan situasi ini dengan memberi dukungan kepada
pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda, Laksamana Helfrich,
memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.
Kedatangan tentara
Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadinya konflik dan pertempuran di
berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia berhadapan
dengan rakyat Indonesia yang mempertahankan kemerdekaannya. Oleh karena itu,
terjadi pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana bentuk perjuangan mempertahankan
kemedekaan Indonesian dari serangan Sekutu dan NICA?
C.
TUJUAN MAKALAH
1.
Dapat menjelaskan bentuk perjuangan
mempertahan kan kemerdekaan Indoneia dari serangan Sekutu dan NICA, yaitu:
à Perjuangan secara Fisik
à Perjuangan secra Diplomatik
à Perjuangan secara Fisik
à Perjuangan secra Diplomatik
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PERJUANGAN SECARA FISIK
1.
Bandung
Lautan api
Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari
datangnya Sekutu pada bulan Oktober 1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh
ultimatum Sekutu untuk mengosongkan kota Bandung. Pada tanggal 21 November
1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama isinya kota Bandung bagian Utara
selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh para pejuang.
Ultimatum tersebut tidak ditanggapi oleh para pejuang. Selanjutnya tanggal 23
Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kembali. Isinya hampir sama dengan
ultimatum yang pertama. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan
karena mendapat dua perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta
memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di
Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya para
pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para
pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan
membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan
memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung
Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar
kota.
JELI Jendela Info
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
2.
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15
Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu
(Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang
pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah
pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara
Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan
Resimen Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol
Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan
RI. Mengingat posisi yang telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota
Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir
Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan RI.
JELI Jendela
Info
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
3. Medan
Area 1 Desember 1945
Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang
diboncengi oleh NICA mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D
Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara
sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda).
Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945.
Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak
lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan
para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang
banyak dihuni pasukan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang
papanpapan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota
Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA
mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal
ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing
yang mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi
diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan
Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
B.
PERJUANGAN SECARA DEPLOMATIK
1.
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilakukan pada tangga 10
November 1946 di Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam Perjanjian ini, Indonesia
diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh
Prof. Scermerhorn. Perjanjiantersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang
diplomat Inggris.
Berikut ini beberapa keputusan Perjanjian Linggarjati.
a.
Belanda mengakui secara de facto
Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.
b.
Republik Indonesia dan Belanda akan
bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia
Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
c.
Republik Indonesia Serikat dan
Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai
ketuanya. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar ketentuan
Perjanjian tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
JELI Jendela Info
Meskipun isi Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia, namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
2.
Perjanjian Renvile
Dalam upaya membantu menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda
maka DK PBB mendesak diadakannya gencatan senjata yang terjadi 4 Agustus 1947
serta membentuk komisi tiga Negara
(KTN), Negara-negara tersebut adalah :
a.
Australia (tunjukan Indonesia),
diwakili oleh Richard Kirby.
b.
Belgia (tunjukan Belanda) diwakili
oleh Paul Van Zeelan.
c.
Amerika Serikat (netral), diwakili
oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang berlabuh di Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda. Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van Vredenburgh, Dr.Soumokil, Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville.
Pokok-pokok isi persetujuan sebagai berikut:
a. Belanda
tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan
kepada RIS yang segera dibentuk.
b. RIS
mempunyai pendudukan yang sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
c. RI akan
merupakan Negara bagian dari RIS
d.
Sebelum RIS terbentuk, Belanda dapat
menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada pemerintahan federal sementara.
e. Pasukan RI
yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.
3.
Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian
ini merupakan Perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu kesepakatan yang
dicapai adalah Indonesia bersedia menghadiri KMB yang akan dilaksanakan di Den
Haag negeri Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan konferensi inter
Indonesia yang bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara badan
permusyawaratan federal (BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan RI agar
tercapai kesepakatan mendasar dalam menghadapi KMB.
Komisi PBB yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan p ersetujuan Roem-Royen (Roem-Royen Statement) yang isinya antara lain :
Komisi PBB yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan p ersetujuan Roem-Royen (Roem-Royen Statement) yang isinya antara lain :
a. Belanda
harus pergi meninggalkan daerah Yogyakarta
b. Presiden dan
wakil presiden kembali ke Yogyakarta
c. Panglima
mengembalikan mandatnya kepada pemerintah Presiden Soekarno
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah kemerdekaan, Belanda hadir kembali di
Indonesia dan berupaya menanjapkan lagi kekuasaannya. Oleh karena itu, timbulah
konflik berkepanjangan antara Indonesia dengan Belanda yang mempengaruhi
keberadaan Bangsa Indonesia yang baru berdiri. Beberapa factor yang menyebabkan
terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda diantaranya :
i.
Sekutu dan
NICA melakukan provokasi dan terror terhadap bangsa Indonesia.
ii. Timbulnya semangat antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia
Dalam kondisi seperti itu, beruntung dunia
internasional ikut berperan menyelesaikan pertikaian di antara keduanya. Di
samping itu, sifat nasionalisme yang dimiliki Bangsa Indonesia dalam setiap
perjuangan baik secara fisik maupun diplomatic. Di beberapa daerah dengan gagah
berani masyarakat menghalau penjajah yang
ingin berkuasa di bumi Indonesia. Rakyat Indonesia dengan penuh semangat
dan rasa nasionalisme tinggi menantang segala bentuk penjajahan. Mereka
mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai dengan mengorbankan jiwa dan
raga. Hal ini menjadi tonggak kekuatan
Indonesia hingga digelarnya Konferensi Meja Bundar. Dalam konferensi ini
Belanda akan mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada akhir
Desember 1949.
DAFTAR PUSTAKA
http://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/ips/22-2/
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/
http://historimaos.blogspot.com/2010/10/lks-bab
3.htmlhttps://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/contact
file:///G:/Tugas%20Sekolah/KELAS%209/Sejarah/Internet/Pertempuran%20Melawan%20Sekutu%20di%20Berbagai%20Daerah%20-%20Bimbie.com.htm
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/
http://historimaos.blogspot.com/2010/10/lks-bab
3.htmlhttps://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/contact
file:///G:/Tugas%20Sekolah/KELAS%209/Sejarah/Internet/Pertempuran%20Melawan%20Sekutu%20di%20Berbagai%20Daerah%20-%20Bimbie.com.htm